JAMBI – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi, menggelar orientasi pendampingan Tim Pendampingan Keluarga (TPK) untuk peningkatan pelayanan dan pengukuran Calon Pengantin (Catin) serta pasangan baru menikah, dalam upaya mencegah Stunting.
Orientasi yang digelar di Griya Mayang, Rumah Dinas Walikota Jambi, Kamis (25/7) itu diikuti peserta yang merupakan pasangan Catin dan pasangan baru menikah.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN Pusat, Pj. Walikota Jambi, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Kepala Kemenag Provinsi Jambi, Kepala Biddokes Polda Jambi beserta jajaran, Kepala Dinas P2KB Kota Jambi beserta jajaran, Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Tim Kerja di Lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, KPM Satgas Stunting, Ketua DPD IpeKB, DPC IpeKB Kota Jambi dan Kader TPK.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi, Putut Riyatno menjelaskan, orientasi pendampingan TPK digelar BKKBN di dua lokus yakni di Kota Jambi dan Kabupaten Tebo pada 29 Juli mendatang diikuti 150 Catin dan pasangan baru menikah.
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan meliputi tinggi badan, berat badan untuk mengukur indeks masa tubuh, pemeriksaan tekanan darah, ukuran lingkar lengan atas dan pemeriksaan hemogblobin untuk mendeteksi anemia.
Dalam kegiatan itu, BKKBN bekerja sama dengan Pemkot Jambi, Kemenag Provinsi Jambi dan Polda Jambi.
“Kepada seluruh peserta orientasi pendampingan TPK, Catin dan pasangan baru menikah, lakukanlah pemeriksaan. Semakin cepat kita tau kondisi kita maka semakin baik untuk keturunan anak-anak kita. Jangan ragu untuk menunda kehamilan terlebih dahulu jikamana kondisi tidak dalam kondisi ideal,” kata Putut Riyatno menjelaskan.
Plt. Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN, Ridwan Fadjri Nur mengatakan, kesehatan bukanlah hanya tentang tubuh yang bebas dari penyakit, tetapi juga tentang kebugaran fisik, keseimbangan emosional, dan kesiapan mental. Saat dua insan memutuskan untuk mengikatkan diri dalam ikatan pernikahan, mereka juga berjanji untuk saling mendukung, melindungi dan merawat satu sama lain dalam segala aspek kehidupan. Dengan memiliki kesehatan yang baik, mereka akan dapat menghadapi tantangan, meraih impian, dan menjalani hidup bersama dengan penuh kebahagiaan.
“Saya merasa sangat bangga dan bahagia. Hari ini, kita berkumpul dengan tujuan yang mulia, yaitu untuk memastikan bahwa kedua mempelai yang akan segera memasuki bahtera rumah tangga memiliki kondisi kesehatan yang prima,” kata Ridwan.
Dikatakannya lagi, kegiatan yang digelar tidak hanya tentang pemeriksaan kesehatan, tetapi juga tentang memberikan perhatian dan perawatan kepada calon pengantin sebagai individu yang unik dan berharga.
“Melalui berbagai layanan yang kami sediakan hari ini, kami berharap dapat memberikan pandangan yang komprehensif tentang kesehatan mereka, memberikan rekomendasi yang bermanfaat, dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan bahwa mereka siap secara fisik dan emosional untuk memulai perjalanan hidup baru mereka,” ujarnya.
Ridwan berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan kegiatan tersebut termasuk para tenaga medis, relawan, dan semua pihak yang terlibat.
“Kehadiran dan dukungan Anda semua sangat berarti bagi kelancaran acara ini dan keberhasilan upaya kami untuk menyediakan layanan yang terbaik bagi calon pengantin,” katanya lagi.
Ia juga mengapresiasi para calon pengantin yang hadir, atas keputusan untuk mengambil langkah dalam mempersiapkan pernikahan. Menurutnya itu bentuk komitmen untuk membangun masa depan yang bahagia dan sehat bersama pasangan.
“Semoga pemeriksaan dan layanan kesehatan yang anda terima hari ini memberikan manfaat besar bagi Anda dalam mempersiapkan diri menuju hari bahagia tersebut,” ujar Ridwan.
Ia juga mengajak semua pihak berkomitmen untuk hidup sehat dan memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan diri serta orang-orang tercinta.
“Dengan menjaga kesehatan, kita tidak hanya memberikan perlindungan bagi diri kita sendiri, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi keluarga dan masyarakat sekitar,” tutupnya.
Sementara menurut Pj. Walikota Jambi, Sri Purwaningsih, TPK perlu didukung dan dikuatkan dalam hal pendampingan keluarga. Mereka sebagai ujung tombak dalam upaya percepatan penurunan stunting dan perlu diberdayakan, diberikan support dalam hal finansial dan sarana prasarana dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
“Saya mengharapkan kepada kita selaku Pemerintah Kota Jambi untuk melakukan penguatan kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting yang sudah dibentuk, membantu dan memfasilitasi pelaksanaan tugas dari tim pendamping keluarga melalui dukungan sarpras dan pembiayaan tim pendamping keluarga,” kata Sri.
Sri juga menjelaskan, berdasarkan Data dari Studi Status Gizi Indonesia angka prevalensi stunting Kota Jambi pada tahun 2023 sebesar 13,5 persen, dan untuk Tahun 2024 ditargetkan sebesar 10 persen.
“Ini merupakan PR kita bersama untuk menurunkan jumlah tersebut, harus ada komitmen dan kebijakan yang dapat mengarahkan, mengkoordinasikan dan memperkuat strategi serta target pencegahan stunting. Itu tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, harus ada kerjasama dan melibatkan pemangku kepentingan baik dari unsur pemerintah, swasta, organisasi, masyarakat sipil, lembaga pembangunan, media, akademisi, dan masyarakat umum. Saya tekankan stunting ini bukan hanya masalah kemiskinan dan akses terhadap pangan, tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada balita,” jelas Sri.
Ia juga berharap momentum kegiatan tersebut dapat menumbuhkan semangat Tim Pendamping Keluarga dalam meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan pendampingan keluarga dan melayani keluarga berisko stunting di Kota Jambi ini. (Tra)
Discussion about this post