• Beranda
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
Kuntala
No Result
View All Result
  • Berita
    • Bisnis
    • Internasional
    • Pendidikan
    • Politik
  • Daerah
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Mode
    • Plesiran
  • Hiburan
    • E-Sports
    • Musik
    • Olahraga
    • Sinema
  • Hukum
  • Nasional
  • Opini
  • Teknologi
Kuntala
No Result
View All Result

BRIN Paparkan Peluang Kerja di Luar Negeri untuk Menghadapi Bonus Demografi

by admin
29/07/2024
in Bisnis, Ekonomi, Nasional
0
Jakarta, – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan peluang bekerja di luar negeri yang aman, tertib, dan teratur dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia. Berdasarkan siaran pers BRIN yang diterima InfoPublik pada Senin (29/7/2024), Indonesia saat ini sedang mengalami demographic window opportunity atau jendela kesempatan demografi yang ditandai dengan tingginya proporsi penduduk usia produktif. Hal ini diharapkan dapat secara signifikan menggerakkan perekonomian dan memberikan bonus demografi. Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) BRIN, Nawawi, mengungkapkan bahwa BRIN mengupas dan memaparkan bagaimana peluang kerja di luar negeri, kompetensi yang dibutuhkan, serta perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia di luar negeri, terutama di Arab Saudi dan Taiwan. “Upaya ini akan membantu pemerintah dalam menyediakan tenaga kerja yang siap untuk ditempatkan di luar negeri. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan perlindungan dan bekerja sama dengan negara penempatan agar migrasi tenaga kerja tersebut dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan teratur,” ujar Nawawi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi adalah dengan meningkatkan akses ke dunia kerja, di antaranya dengan membuka peluang kerja di luar negeri. Pemanfaatan kesempatan kerja di luar negeri sendiri sudah dilakukan. Hal ini terlihat dari sejarah panjang penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, terutama ke negara-negara di Asia (Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Singapura) serta Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Ketersediaan peluang kerja di luar negeri dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya apabila informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja di luar negeri dapat diketahui dengan pasti. Hal tersebut meliputi jumlah, jenis pekerjaan, persyaratan yang dibutuhkan, perlindungan yang diberikan kepada setiap warga negara Indonesia, serta negara tujuan yang membutuhkan. Namun, sampai saat ini masih banyak pencari kerja yang belum dapat mengakses informasi mengenai ketersediaan peluang kerja di luar negeri sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimiliki. Dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan mengenai tata kelola migrasi pekerja migran Indonesia di tingkat nasional maupun daerah. Pada 2017, Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 18 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). Indonesia juga telah menyepakati Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM) yang diadopsi oleh PBB pada 2018. GCM bertujuan untuk mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur, serta menekankan perlunya tata kelola dan perlindungan migrasi tenaga kerja yang komprehensif. Meskipun demikian, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia masih banyak menerima pengaduan dari pekerja migran terkait berbagai masalah, seperti kekerasan, upah yang tidak dibayar, jam kerja yang panjang, dan lain sebagainya. Penjelasan terkait peluang kerja di luar negeri akan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Haning Romdiati, selaku peneliti PRK BRIN, yang akan berbicara mengenai situasi dan tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Peluang untuk bekerja di luar negeri terbuka karena dua faktor, yaitu ekonomi negara tujuan yang berkembang pesat dan faktor demografi. Haning juga akan mengemukakan tantangan di tiap tahap migrasi, mulai dari pra-migrasi, saat migrasi, hingga pasca-migrasi. Pembicara lainnya, Suseno Hadi, selaku Atase Tenaga Kerja KBRI RI Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, akan menyampaikan peluang kerja, program penempatan, dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Timur Tengah, khususnya Kerajaan Arab Saudi. Ia akan mempresentasikan lima sektor jabatan potensial yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi pada 2025 hingga 2030, yaitu pariwisata, layanan umum, kesehatan, transportasi, dan sektor lainnya. Sementara itu, narasumber selanjutnya, Purwanti Uta Djara, selaku Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei, akan menyampaikan peluang kerja yang sangat besar untuk pekerja migran Indonesia di Taiwan. Potensinya bahwa Taiwan mempunyai program Employment and Placement Service Act yang dikhususkan untuk orang asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Taiwan. (***) Sumber : Infopublik.id

Jakarta, – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan peluang bekerja di luar negeri yang aman, tertib, dan teratur dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia. Berdasarkan siaran pers BRIN yang diterima InfoPublik pada Senin (29/7/2024), Indonesia saat ini sedang mengalami demographic window opportunity atau jendela kesempatan demografi yang ditandai dengan tingginya proporsi penduduk usia produktif. Hal ini diharapkan dapat secara signifikan menggerakkan perekonomian dan memberikan bonus demografi. Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) BRIN, Nawawi, mengungkapkan bahwa BRIN mengupas dan memaparkan bagaimana peluang kerja di luar negeri, kompetensi yang dibutuhkan, serta perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia di luar negeri, terutama di Arab Saudi dan Taiwan. “Upaya ini akan membantu pemerintah dalam menyediakan tenaga kerja yang siap untuk ditempatkan di luar negeri. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan perlindungan dan bekerja sama dengan negara penempatan agar migrasi tenaga kerja tersebut dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan teratur,” ujar Nawawi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi adalah dengan meningkatkan akses ke dunia kerja, di antaranya dengan membuka peluang kerja di luar negeri. Pemanfaatan kesempatan kerja di luar negeri sendiri sudah dilakukan. Hal ini terlihat dari sejarah panjang penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, terutama ke negara-negara di Asia (Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Singapura) serta Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Ketersediaan peluang kerja di luar negeri dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya apabila informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja di luar negeri dapat diketahui dengan pasti. Hal tersebut meliputi jumlah, jenis pekerjaan, persyaratan yang dibutuhkan, perlindungan yang diberikan kepada setiap warga negara Indonesia, serta negara tujuan yang membutuhkan. Namun, sampai saat ini masih banyak pencari kerja yang belum dapat mengakses informasi mengenai ketersediaan peluang kerja di luar negeri sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimiliki. Dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan mengenai tata kelola migrasi pekerja migran Indonesia di tingkat nasional maupun daerah. Pada 2017, Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 18 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). Indonesia juga telah menyepakati Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM) yang diadopsi oleh PBB pada 2018. GCM bertujuan untuk mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur, serta menekankan perlunya tata kelola dan perlindungan migrasi tenaga kerja yang komprehensif. Meskipun demikian, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia masih banyak menerima pengaduan dari pekerja migran terkait berbagai masalah, seperti kekerasan, upah yang tidak dibayar, jam kerja yang panjang, dan lain sebagainya. Penjelasan terkait peluang kerja di luar negeri akan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Haning Romdiati, selaku peneliti PRK BRIN, yang akan berbicara mengenai situasi dan tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Peluang untuk bekerja di luar negeri terbuka karena dua faktor, yaitu ekonomi negara tujuan yang berkembang pesat dan faktor demografi. Haning juga akan mengemukakan tantangan di tiap tahap migrasi, mulai dari pra-migrasi, saat migrasi, hingga pasca-migrasi. Pembicara lainnya, Suseno Hadi, selaku Atase Tenaga Kerja KBRI RI Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, akan menyampaikan peluang kerja, program penempatan, dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Timur Tengah, khususnya Kerajaan Arab Saudi. Ia akan mempresentasikan lima sektor jabatan potensial yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi pada 2025 hingga 2030, yaitu pariwisata, layanan umum, kesehatan, transportasi, dan sektor lainnya. Sementara itu, narasumber selanjutnya, Purwanti Uta Djara, selaku Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei, akan menyampaikan peluang kerja yang sangat besar untuk pekerja migran Indonesia di Taiwan. Potensinya bahwa Taiwan mempunyai program Employment and Placement Service Act yang dikhususkan untuk orang asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Taiwan. (***) Sumber : Infopublik.id

PostTweetSendScan

Jakarta, – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memaparkan peluang bekerja di luar negeri yang aman, tertib, dan teratur dalam rangka menyambut bonus demografi di Indonesia.

Berdasarkan siaran pers BRIN yang diterima InfoPublik pada Senin (29/7/2024), Indonesia saat ini sedang mengalami demographic window opportunity atau jendela kesempatan demografi yang ditandai dengan tingginya proporsi penduduk usia produktif. Hal ini diharapkan dapat secara signifikan menggerakkan perekonomian dan memberikan bonus demografi.

Kepala Pusat Riset Kependudukan (PRK) BRIN, Nawawi, mengungkapkan bahwa BRIN mengupas dan memaparkan bagaimana peluang kerja di luar negeri, kompetensi yang dibutuhkan, serta perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia di luar negeri, terutama di Arab Saudi dan Taiwan.

“Upaya ini akan membantu pemerintah dalam menyediakan tenaga kerja yang siap untuk ditempatkan di luar negeri. Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan perlindungan dan bekerja sama dengan negara penempatan agar migrasi tenaga kerja tersebut dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan teratur,” ujar Nawawi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mengoptimalkan potensi bonus demografi adalah dengan meningkatkan akses ke dunia kerja, di antaranya dengan membuka peluang kerja di luar negeri.

Pemanfaatan kesempatan kerja di luar negeri sendiri sudah dilakukan. Hal ini terlihat dari sejarah panjang penempatan pekerja migran Indonesia ke luar negeri, terutama ke negara-negara di Asia (Malaysia, Hongkong, Taiwan, dan Singapura) serta Timur Tengah, terutama Arab Saudi.

Ketersediaan peluang kerja di luar negeri dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya apabila informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja di luar negeri dapat diketahui dengan pasti. Hal tersebut meliputi jumlah, jenis pekerjaan, persyaratan yang dibutuhkan, perlindungan yang diberikan kepada setiap warga negara Indonesia, serta negara tujuan yang membutuhkan. Namun, sampai saat ini masih banyak pencari kerja yang belum dapat mengakses informasi mengenai ketersediaan peluang kerja di luar negeri sesuai dengan minat dan kompetensi yang dimiliki.

Dalam memberikan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia, pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan mengenai tata kelola migrasi pekerja migran Indonesia di tingkat nasional maupun daerah. Pada 2017, Indonesia telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 18 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). Indonesia juga telah menyepakati Global Compact for Safe, Orderly, and Regular Migration (GCM) yang diadopsi oleh PBB pada 2018.

GCM bertujuan untuk mendorong migrasi yang aman, tertib, dan teratur, serta menekankan perlunya tata kelola dan perlindungan migrasi tenaga kerja yang komprehensif. Meskipun demikian, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia masih banyak menerima pengaduan dari pekerja migran terkait berbagai masalah, seperti kekerasan, upah yang tidak dibayar, jam kerja yang panjang, dan lain sebagainya.

Penjelasan terkait peluang kerja di luar negeri akan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Haning Romdiati, selaku peneliti PRK BRIN, yang akan berbicara mengenai situasi dan tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Peluang untuk bekerja di luar negeri terbuka karena dua faktor, yaitu ekonomi negara tujuan yang berkembang pesat dan faktor demografi. Haning juga akan mengemukakan tantangan di tiap tahap migrasi, mulai dari pra-migrasi, saat migrasi, hingga pasca-migrasi.

Pembicara lainnya, Suseno Hadi, selaku Atase Tenaga Kerja KBRI RI Riyadh, Kerajaan Arab Saudi, akan menyampaikan peluang kerja, program penempatan, dan perlindungan pekerja migran Indonesia di Timur Tengah, khususnya Kerajaan Arab Saudi. Ia akan mempresentasikan lima sektor jabatan potensial yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi pada 2025 hingga 2030, yaitu pariwisata, layanan umum, kesehatan, transportasi, dan sektor lainnya.

Sementara itu, narasumber selanjutnya, Purwanti Uta Djara, selaku Kepala Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei, akan menyampaikan peluang kerja yang sangat besar untuk pekerja migran Indonesia di Taiwan. Potensinya bahwa Taiwan mempunyai program Employment and Placement Service Act yang dikhususkan untuk orang asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Taiwan. (***)

 

 

Sumber : Infopublik.id

Previous Post

KKP-BKKBN Sinergi Tangani Stunting dan Masalah Reproduksi

Next Post

Kemenkes Prioritaskan Kesehatan Jiwa Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis

Next Post
Jakarta, - Kementerian Kesehatan RI telah menginisiasi program residensi dokter spesialis di Rumah Sakit Pendidikan Penyelenggara Utama (RSPPU). Program ini merupakan jawaban untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia. Salah satu fokus utama dalam program residensi ini adalah menjaga kesehatan jiwa dokter. Dokter dengan kesehatan jiwa yang baik dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien, lebih kecil kemungkinan membuat kesalahan. Lalu lebih cenderung tidak meninggalkan profesi. Kemenkes ikut andil dalam memelihara kesehatan jiwal dan membantu membangun resiliensi dokter, karena mereka akan menjadi dokter masa depan yang melayani masyarakat. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono melalui keterangan resminya Senin (29/7/2024) mengatakan bahwa kesehatan jiwa dokter yang baik akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal tersebut disampaikannya saat sambutannya pada International Seminar “Shaping the Future through MoH and Accreditation Council of Graduate Medical Education (ACGME) Collaboration in Strengthening Medical Residency Programs in Indonesia” pada 23 Juli 2024. “Kita dibentuk untuk menjadi dokter terbaik. Kementerian Kesehatan akan mengupayakan membentuk dokter yang sehat dan ahli di bidangnya,” kata Wamenkes Dante. Chief of Staff dan Chief Education Officer ACGME Dr. Timothy Brigham menekankan bahwa kesehatan jiwa dokter sangat penting, agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pasien. Sebuah studi yang diterbitkan pada 2017 menunjukkan bahwa penyebab utama kematian di kalangan residen pria di Amerika Serikat antara 2000-2014 adalah bunuh diri. Sedangkan pada residen wanita adalah kanker, diikuti oleh bunuh diri. Tingkat bunuh diri tertinggi terjadi pada tahap awal residensi. ACGME mempertahankan persyaratan utama dan melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung kesehatan jiwa dalam pendidikan spesialis. Persyaratan program di antaranya penetapan batas jam kerja, serta penerapan standar untuk lingkungan yang bebas dari diskriminasi, pelecehan, dan perundungan. Selain itu, survei tahunan nasional residen/fellow menjadi komponen inti dari akreditasi ACGME. Sementara itu, inisiatif yang digagas ACGME, yakni pendanaan “Back to Bedside”, kolaborasi dengan National Academy of Medicine Action Collaborative on Clinician Well-being and Resilience, serta berbagi pengetahuan dan praktik terbaik merupakan upaya lebih lanjut organisasi untuk meningkatkan kesejahteraan dokter. Pemerintah dalam hal ini Kemenkes menyelenggarakan program residensi dokter spesialis ini bekerja sama dengan ACGME. Dari 38 provinsi di Indonesia, 30 provinsi mengalami kekurangan pasokan dokter spesialis, dan 38 persen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tidak memiliki tujuh tipe spesialis dasar. Pada tingkat produksi dokter spesialis saat ini, dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk mengatasi kekurangan ini. Selain itu, distribusinya tidak seimbang, dengan 59 persen spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan ACGME memastikan bahwa program residensi berbasis rumah sakit bisa berhasil. Kolaborasi ini merupakan komponen penting dari transformasi sistem kesehatan Indonesia. (***) Sumber : Infopublik.id

Kemenkes Prioritaskan Kesehatan Jiwa Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis

Orientasi PendampinganTPK Catin dan Pasangan Baru Menikah di Kabupaten Tebo, Senin (29/7) / Foto/Ist

BKKBN Tes Kesehatan Catin dan Pasangan Usia Subur di Kabupaten Tebo

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan Hotel Nusantara, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Selasa, 30 Juli 2024. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr

Hotel Nusantara di IKN Siap Dioperasikan, Presiden Jokowi Tinjau Progres Terakhir

429 orang siswa siswi yang ada di Muara Jambi menerima program bantuan Dumisake

Gubernur Al Haris Berharap Standar IPM dan Pendidikan Muaro Jambi Sama dengan Daerah Lain

Wamenaker Afriansyah Noor saat bercengkrama dengan anak-anak paud dalam kegiatan Hari Anak Nasional 2024 di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Selasa (30/7/2024) Foto ; Humas Kemnaker

Kemnaker Dorong Kerja Sama untuk Menghapus Pekerja Anak di Indonesia

Discussion about this post

Iklan

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Ungkap Kasus Ilegal Driling, Polres Sarolangun Intai Pelaku Selama 2 Hari

Ungkap Kasus Ilegal Driling, Polres Sarolangun Intai Pelaku Selama 2 Hari

08/10/2024
Mengenakan Baju Tahanan, Pelaku Minsar saat Team Macan Pseko Satreskrim Polres Sarolangun. (Foto : Awan)

DPO Tiga Tahun, Pelarian Minsar Berakhir Akibat Rindu Kampung Halaman

14/05/2023
Mayat Korban saat akan Dievakuasi Polisi dan Warga. (Dok. Awan).

Warga Desa Berau Sarolangun Ditemukan Meninggal dengan Kondisi Luka Tusukan

23/04/2024
(Foto: Istimewa)

Diduga Ada Pelanggaran, Izin Usaha FEC Indonesia Resmi di Cabut

07/09/2023
Gubernur Al Haris Menyampaikan Sambutan saat Pelantikan DPW GEKRAFS Provinsi Jambi. (Foto : Has).

Pemprov Jambi Berencana Buat Graha Ekonomi untuk UMKM di Lahan STM Atas

0
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Sahrul Yasin Limpo. (Foto : Dok. InfoPublik).

Dugaan Praktik Jual Beli Jabatan, Mentan YSL Dipanggil KPK

0
Gubernur Jambi, Dr. Al Haris saat Melantik Pejabat Eselon II. (Foto : Has).

Kembali Rombak Kabinet, Al Haris Lantik13 Pejabat Eselon II

0
Wagub Jambi, Drs. Abdullah Sani saat Menerima Piagam Penghargaan dai Menteri Ketenagakerjaan. (Foto : Dok Kemenaker RI).

Berhasil Bina K3, Pemprov Jambi Dianugerahi Penghargaan oleh Kemenaker Republik Indonesia

0
DPRD Jambi: PI 10 Persen Migas Kunci Peningkatan PAD di Tengah Fiskal Rendah

DPRD Jambi: PI 10 Persen Migas Kunci Peningkatan PAD di Tengah Fiskal Rendah

30/04/2025
Ketua DPRD Jambi Terima Aspirasi Mahasiswa Terkait RUU Korupsi dan Jalan Khusus Batu Bara

Ketua DPRD Jambi Terima Aspirasi Mahasiswa Terkait RUU Korupsi dan Jalan Khusus Batu Bara

23/04/2025
DPRD Jambi: Jalan Batu Bara Harus Selesai Tepat Waktu Demi Rakyat Sejahtera

DPRD Jambi: Jalan Batu Bara Harus Selesai Tepat Waktu Demi Rakyat Sejahtera

23/04/2025
DPRD dan Pemprov Jambi Bahas Pokir 2026 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

DPRD dan Pemprov Jambi Bahas Pokir 2026 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

10/04/2025
  • Beranda
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan

KUNTALA.ID

No Result
View All Result
  • Berita
    • Bisnis
    • Internasional
    • Pendidikan
    • Politik
  • Daerah
  • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Mode
    • Plesiran
  • Hiburan
    • E-Sports
    • Musik
    • Olahraga
    • Sinema
  • Hukum
  • Nasional
  • Opini
  • Teknologi

KUNTALA.ID