KUNTALA.ID, JAMBI – Beberapa insiden jalur sungai dari tongkang batubara mulai marak terjadi, anggota DPRD Provinsi Jambi Fraksi PKB Elpisina nilai persoalan batubara terjadi kesalahan konsep di awal, Senin (5/2/2024)
Menurut Elpisina, Sungai Batanghari memiliki tingkat kedalaman yang cukup terbatas ini tentu tidak sembarang kapal atau tongkang dapat bisa melintas.
Untuk memahami kondisi dan situasi itu di lapangan, selain teknologi mungkin juga peran pemandu senior juga diperlukan. Selain berpengalaman juga mereka lebih menguasai medan.
“Seperti dikawasan Penyegat Jambi Seberang masih banyak ABK lama atau senior yang menguasai medan, jasa mereka sebenarnya bisa dipakai, “ ujarnya.
“Permasalahnnya sekarang itu, banyak juragan kapal atau pemilik tongkang yang tidak paham dengan jalur Sungai Batanghari tadi, main terabas, “ sambungnya.
Dengan kondisi seperti ini, tidak menutup kemungkinan konflik serupa teekait angkutan batubara juga akan kembali terjadi di jalur sungai. Jika semuanya tidak diatur dengan bagus.
“Sebenarnya persoalan batubara ini merupakan permasalahan sejak awal, ada kesalahan sejak awal terkait IUP batubara di Jambi. Yang seharusnya dapat dievaluasi seblum izin tersebut dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, “ jelasnya.
Berbicara batubara di Jambi ini jika dibandingkan dengan Kalimantan, sebesar apa perbandingannya.
Jauh dari separuhnya namun di Kalimantan justru lebih tertib. Karena para pengusahanya taat terkait jalur khusus yang dibangun sejak awal sebelum izin keluar.
“Memamng kewenangan izin IUP itu ada di pusat, namun sebelum izin itu keluar alangkah baiknya ada koordinasi dengan Pemerintah daerah (pemilik wilayah). Jangan main klop di atas meja saja, “ tandasnya. (**).
Discussion about this post