KUNTALA.ID, INTERNASIONAL– Dengan berlandaskan semangat yang pernah dimiliki dalam momentum bersejarah Konferensi Asia-Afrika (KAA) dan Gerakan Non-blok. Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengajak Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan bersama memperkuat solidaritas dan kolaborasi antarnegara berkembang.
Sejatinya, negara-negara di Afrika dan Indonesia memiliki jejak historis yang sudah terbangun sejak lama.
“Spirit Bandung harus terus dipertebal solidaritas dan kolaborasi antarnegara the global south harus terus diperkokoh,” ajak Presiden Jokowi yang dikutip dari siaran pers, Selasa (23/8/2023).
Baca juga : Tiga Pokok Kerjasama Indonesia-Kenya, Apa Saja..??
KAA menghasilkan “Dasasila Bandung” yang menekankan prinsip-prinsip seperti kedaulatan, kesetaraan ras, dan hak asasi manusia, serta oposisi terhadap kolonialisme dan imperialisme. Hasil tersebut yang menjadikan semangat dari KAA yang tidak akan pernah padam selamanya.
Kemudian, membentuk Gerakan Nonblok resmi didirikan pada tahun 1961 melalui Konferensi Gerakan Non-blok pertama di Beograd, Yugoslavia. Indonesia salah satu pendiri dan peserta aktif dalam konferensi ini.
Presiden pertama Indonesia, Sukarno adalah tokoh penting dalam Gerakan Non-blok. Ia dan beberapa pemimpin dunia yang berperan aktif dalam mempromosikan prinsip-prinsip netralitas dan kerjasama dalam Gerakan Non-blok.
“Kita bersyukur memiliki akar hubungan yang kuat. Sejak KAA di Bandung tahun 1955 serta Gerakan Non-Blok tahun 1961,” kata Presiden.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyebut bahwa negara-negara selatan global mencapai 85 persen populasi dunia. Oleh karenanya, Presiden menilai bahwa sudah seharusnya suara dan kepentingan negara-negara selatan global harus didengar oleh seluruh dunia.
“Global South berisikan 85 persen populasi dunia, sehingga seharusnya dunia mendengarkan suara dan kepentingan negara the global south termasuk hak lakukan lompatan pembangunan,” ucap Presiden. (InfoPublik)
Discussion about this post