Jambi – Ketua DPRD Provinsi Jambi, M. Hafiz, mendesak pemerintah untuk segera melakukan penataan ulang regulasi pengangkutan batu bara melalui jalur sungai, menyusul kembali terjadinya insiden tabrakan kapal tongkang terhadap infrastruktur jembatan di Jambi.
Dalam pernyataannya, Hafiz menyampaikan keprihatinannya atas serangkaian kejadian kapal tongkang yang menabrak jembatan, termasuk insiden terbaru yang melibatkan kapal BG Mega Trans II, yang ditarik oleh tugboat Equator V dan asistensi TB Sumber IV, hingga menabrak tiang fender Jembatan Gentala Arasy di depan Rumah Dinas Gubernur Jambi.
“Saya prihatin dengan seringnya kejadian kapal tongkang batu bara tabrak jembatan di Jambi dan kasus terbaru, kapal tongkang BG Mega Trans II yang ditarik tugboat Equator V dengan asist TB Sumber IV, tabrak tiang fender Jembatan Gentala Arasy yang ada di depan rumah dinas gubernur,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Hafiz meminta agar regulasi pengaturan angkutan batu bara lewat sungai dikaji ulang secara serius oleh pemerintah Provinsi Jambi, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Khususnya terkait kejadian tongkang batubara yang menabrak jembatan Gentala Arasy, ke depan bagaimana kejadian ini tidak terulang lagi,” ujar Hafiz, Senin (19/5).
Menurutnya, regulasi yang berlaku saat ini masih terkesan simpang siur dan belum memberikan jaminan keselamatan baik bagi infrastruktur maupun masyarakat. Ia menekankan bahwa meskipun pengelolaan sungai berada dalam kewenangan pemerintah pusat, Pemprov Jambi tetap harus mengambil langkah konkret.
“Memang sepengetahuan kita ini ranahnya pemerintah pusat. Namun untuk pemerintah Provinsi, pihak-pihak berwenang segera mengambil langkah agar pengangkutan jalur sungai terorganisir dengan baik,” paparnya.
Lebih jauh, Hafiz juga menyoroti kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bertugas mengoperasikan kapal pengangkut batu bara. Ia meminta perusahaan batu bara memperhatikan kualifikasi dan pengalaman nakhoda kapal tugboat agar kejadian fatal dapat dicegah.
“Kita minta kepada perusahaan batubara agar mempersiapkan SDM yang benar-benar berpengalaman dan jam terbang yang cukup sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan,” tegasnya. (**)
Discussion about this post