TANGERANG SELATAN – Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Suharti, mengungkapkan bahwa peluncuran Cetak Biru dan Portal Rumah Pendidikan versi Beta menjadi tonggak penting dalam pengembangan layanan digital pendidikan di Indonesia.
Platform itu hadir tidak untuk menggantikan aplikasi lama, tetapi untuk mempermudah akses, meningkatkan efisiensi proses, dan memastikan pemanfaatan anggaran yang lebih optimal.
Salah satu keunggulan utama Rumah Pendidikan adalah integrasi layanan pendidikan yang sebelumnya terdiri dari lebih dari 986 aplikasi terpisah, kini disederhanakan menjadi delapan Ruang yang terintegrasi.
Hal itu bertujuan untuk mengurangi tumpang tindih sistem yang dapat membebani pengguna, seperti guru, kepala sekolah, operator sekolah, dan aktor pendidikan lainnya.
Dengan adanya platform ini, kata Suharti, pemangku kepentingan di sektor pendidikan Indonesia tidak perlu lagi mengakses berbagai aplikasi terpisah, yang sering kali memakan waktu dan tenaga.
“Melalui Rumah Pendidikan, seluruh pihak dapat lebih fokus pada inti dari pendidikan, yaitu proses belajar mengajar, tanpa terbebani oleh tugas administratif yang memakan waktu,” ujar Suharti di Kantor Pusdatin, Tangerang Selatan, pada Selasa (21/1/2025).
Efisiensi Anggaran dan Penghematan Teknologi
Rumah Pendidikan juga diharapkan mampu memberikan kontribusi besar dalam efisiensi anggaran. Dengan mengkonsolidasikan pengembangan teknologi secara terpusat, baik di tingkat kementerian pusat maupun dinas pendidikan daerah.
Platform tersebut dapat menghemat hingga lebih dari 60 persen biaya pengembangan teknologi pendidikan. Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memastikan bahwa anggaran yang ada digunakan dengan sebaik-baiknya, demi kemajuan pendidikan yang lebih merata.
Selain itu, Rumah Pendidikan juga mempermudah pelaksanaan kegiatan pelatihan, pengembangan kompetensi, dan perencanaan perbaikan sekolah.
Semua itu dilakukan dengan cara yang lebih efisien, mengurangi beban administratif, dan memungkinkan kolaborasi yang lebih optimal antar berbagai pemangku kepentingan.
Rumah Pendidikan tidak hanya menjadi alat digital untuk mempermudah proses pendidikan, tetapi juga menjadi ekosistem kolaboratif. Platform ini membuka peluang bagi semua aktor pendidikan untuk berkolaborasi dalam mendorong inovasi dan pengembangan bersama.
Pemerintah mengundang guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, mitra teknologi, dan masyarakat untuk bergotong royong membangun ekosistem pendidikan digital yang lebih baik.
Suharti menekankan bahwa Rumah Pendidikan adalah pintu gerbang menuju sistem pendidikan yang lebih baik, dengan menghubungkan semua aktor dalam satu platform yang terintegrasi.
“Guru dan tenaga kependidikan memiliki peran besar dalam memberikan masukan untuk penyempurnaan fitur dan layanan yang tidak menambah beban administrasi.
Sementara itu, mitra teknologi pendidikan berkontribusi dengan menghadirkan konten pembelajaran interaktif yang sesuai dengan kebutuhan murid, terutama di bidang Matematika, Sains, dan Teknologi,” tambah Suharti.
Dinas Pendidikan juga berperan aktif dalam memanfaatkan Rumah Pendidikan sebagai bagian dari perencanaan kebijakan yang lebih tepat sasaran, baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan dukungannya terhadap platform ini. Ia menekankan pentingnya mengawal kebijakan pendidikan dan memastikan bahwa Rumah Pendidikan terus diperbarui agar semakin ramah bagi penggunanya.
“Kami sangat mendukung inisiatif ini dan mengapresiasi kolaborasi antara semua pihak dalam mewujudkan platform pendidikan digital yang lebih baik. Mari kita bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia melalui kolaborasi yang lebih solid,” ujar Hetifah. (***)
Sumber: Infopublik.id
Discussion about this post