KUNTALA.ID, JAKARTA – Akibat konsumsi berlebihan alias pemborosan membuat banyak makanan terbuang dengan sia-sia di Indonesia. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengimbau pemerintah daerah untuk membantu mengampanyekan gerakan setop boros pangan.
“Kita harus bekerja bergerak bersama untuk menyampaikan kepada publik supaya makan dan membeli secukupnya,” ujar Tito dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.
Tito Karnavian menilai sangat penting Kampanyekan gerakan setop boros pangan lantaran saat ini harga komoditas beras mengalami kenaikan. Pemerintah telah melakukan berbagai langkah dalam mengantisipasi naiknya harga komoditas beras.
Baca juga : Kejagung Perikasa 2 Orang Saksi Pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II
“Untuk beras, ini menjadi atensi kami karena bisa terjadi, dan ini hampir sama dengan data BPS tadi, terjadi defisit. Importasi menjadi sangat penting dan kesiapan cadangan stoknya juga menjadi sangat penting sekali,” lanjut Tito.
Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah melakukan intervensi dengan menyalurkan bantuan sosial beras kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat.
Berkaitan dengan upaya itu, dia mendorong agar Bapanas dapat bekerja sama dengan pemda. Dengan demikian, bantuan tersebut terdistribusi secara tepat sasaran.
“Tolong di daerah juga bisa meng-cover dalam bentuk gerakan bansos yang sama dengan menggunakan instrumen APBD yang ada, baik dari bansos reguler, dari bansos yang dikelola oleh dinsos, maupun dari Belanja Tidak Terduga (BTT), ucap Tito.
Untuk menyikapi potensi kenaikan harga beras, dia mengimbau daerah untuk ikut pula mengampanyekan langkah diversifikasi pangan kepada masyarakat. Artinya masyarakat didorong agar tidak hanya bergantung pada komoditas beras, tetapi juga makanan sehat lainnya, seperti sagu, keladi, ubi, dan kentang.
“Apalagi, makanan tersebut selama ini juga telah banyak dikonsumsi masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia timur,” tandasnya. (InfoPublik)
Discussion about this post