KUNTALA.ID, JAKARTA – Transformasi PT Angkasa Pura/AP I (persero) berhasil menuai hasil positif sehingga mampu mengembalikan kinerja operasional dan keuangan perusahaan ke masa sebelum pandemi. Dengan semangat Rebound to Win melalui empat pilar transformasi yakni business turnaround, organization and culture, financial restructuring, dan digitalisasi, AP I akhirnya kembali mencetak laba bersih di Triwulan I-2023.
Laba bersih AP I di tiga bulan pertama tahun ini meningkat 120 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu atau sebesar Rp147 miliar. Pencapaian itu didukung oleh kontribusi tingginya trafik penumpang sebesar 15,3 juta penumpang atau telah mencapai recovery rate sebesar 81 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 sebesar 18,9 juta penumpang.
“Kami sangat bersyukur dapat bertahan dan bisa bangkit kembali di tengah situasi pandemi yang membuat perusahaan mesti menelan pil pahit selama tiga tahun belakangan akibat dampak pandemi COVID-19. Pencapaian pemulihan melalui pengembangan sektor pariwisata Indonesia dan konektivitas udara. Hal ini membuktikan bahwa kerja keras seluruh insan AP I dalam menjalankan transformasi berhasil meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perusahaan. Karena itu, kami optimistis tren positif ini dapat terus berlanjut,” ujar Direktur Utama AP I Faik Fahmi pada Senin (12/6/2023).
Faik menambahkan bahwa transformasi perusahaan Rebound to Win memiliki peran penting dalam mengakselerasi recovery perusahaan. AP I berhasil mencatat kenaikan EBITDA di kuartal I-2023 hampir 11x lipat dari periode yang sama di tahun sebelumnya atau mencapai Rp965 miliar. Pendapatan usaha juga meningkat 107 persen mencapai Rp1,95 triliun di Maret 2023, yang terdiri dari pendapatan aero sebesar Rp1,17 triliun dan pendapatan non-aero Rp781 miliar.
Inisiatif-inisiatif transformasi melalui empat pilar telah berjalan dengan baik. Faik mencontohkan untuk pilar business turnaround, yang bertujuan meningkatkan trafik penumpang dan fasilitas yang ada di bandara, beberapa inisiatif yang dilakukan AP I antara lain berupa fleksibilitas slot time, joint marketing, insentif pemberian diskon landing fee kepada maskapai, hingga penguatan kerja sama dengan Emirates untuk peningkatan kapasitas wisatawan yang datang ke Indonesia dengan mendatangkan pesawat komersial terbesar dunia, Airbus A380, melalui rute Dubai-Bali-Dubai.
Kemudian, inisiatif lainnya untuk meningkatkan customer experience adalah look and feel di bandara, beautifikasi bandara, dan hospitality excellence standards. Lalu, peningkatan kinerja operasional dan finansial seperti terlibat dan berkoordinasi dalam acara internasional (MotoGP, G20 Summit, dan ASEAN Summit), kerja sama bisnis kargo dengan PT JAS di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Juanda Surabaya, serta city pair program seperti Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dan Bandara Internasional Yogyakarta ke Bandara Kuala Lumpur, Bandara Melbourne, Bandara Incheon Korea Selatan, dan sebagainya.
“Berbagai inisiatif transformasi yang dilakukan perusahaan, termasuk dalam menerapkan strategi marketing yang baik, menjadi faktor penting dalam meningkatkan kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Hal itu tercermin pada peningkatan trafik penumpang hingga mencapai 57 persen dari 9,8 juta penumpang per Maret 2022 menjadi 15 juta penumpang per Maret 2023,” jelas Faik.
Peningkatan layanan penumpang melalui perbaikan look and feel serta tenant mixing terbukti berdampak pada peningkatan spending per pax. Selanjutnya, implementasi Manajemen Operasi Berbasis Trafik (MOT) berhasil membuat cost operation per pax menjadi lebih efisien dengan realisasi sebesar Rp48 ribu per pax atau turun 21 persen dari tahun lalu.
Tak hanya itu, upaya restrukturisasi keuangan juga berhasil meningkatkan arus kas dan likuiditas. Current ratio perusahaan rasio kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek mengalami peningkatan dari 0,6x di triwulan I-2022 menjadi 1,2x di triwulan I-2023. Kinerja ini juga tidak lepas dari penguatan manajemen risiko dan monitoring kinerja melalui Enterprise Performance Management/EPM berbasis korporasi dan airport.
Perjalanan AP I untuk rebound to win masih panjang. Walaupun telah memperoleh laba positif di triwulan I-2023, AP I diharapkan mampu mengembalikan ekuitas ke posisi semula sebelum pandemi atau bahkan lebih. Selain itu, AP I juga masih perlu berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait dengan kewajiban yang perlu dipenuhi secara bertahap ke depannya.
“Hasil positif di tiga bulan pertama tahun ini memberikan momentum dan keyakinan untuk semakin gigih ke depannya. Kami menjadi paham bagaimana memaksimalkan kekuatan internal dan mengadaptasi perubahan. Karena itu, kami yakin bahwa Rebound to Win mampu mendorong AP I bangkit lebih cepat dari tantangan pandemi dan bisnis,” pungkas Faik. (InfoPublik).
Discussion about this post