Jakarta, – Saat ini kondisi global kian kritis akibat dampak perubahan iklim. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) nilai potensi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim mencapai Rp544 Trilyun dari 2020 sampai dengan 2024.
Setiap negara pun berupaya menyiapkan strategi dan melaksanakan aksi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Komitmen disampaikan dalam berbagai forum internasional. Termasuk juga Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI, Nani Hendarti, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, (27/7/2024), saat peringatan Hari Mangrove Sedunia, di Jakarta.
Indonesia, melalui Kemenko Marves, berkomitmen mengikis defisit krisis iklim global dengan menambah luasan hutan mangrove. Bahkan, Presiden RI, Joko Widodo, membangun inisiatif global dan strategis berupa Research Center, yaitu Mohamed bin Zayed – Joko Widodo International Mangrove Research Center (MBZ-JKW IMRC) di Bali.
“Inisiatif global ini guna memperkuat pengelolaan ekosistem mangrove, sekaligus menjadi laboratorium mangrove, tempat edukasi, dan pelatihan untuk nasional dan internasional, terang Deputi Nani.
Mangrove Center ini, Lanjut Nani, juga sebagai bentuk nyata kolaborasi antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) di bawah inisiatif Mangrove Alliance for Climate (MAC) yang merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan daya guna ekosistem mangrove dalam memitigasi dan mengatasi perubahan iklim.
Komitmen Indonesia mengurasi dampak iklim global pun dibuktikan dengan terus meningkatnya luasan lahan penanaman Mangrove. Berdasarkan data Peta Mangrove Nasional (PMN) pada tahun 2021 luasan ekosistem mangrove di Indonesia seluas 3.36 juta hektar (ha), kemudian di tahun 2023 luasan tersebut bertambah menjadi 3.44 juta ha hutan mangrove.
“Inisiatif National Blue Carbon Action Partnership (NBCAP) juga diluncurkan untuk mengkoordinasikan kegiatan nasional terkait blue carbon melalui kerja sama, networking hingga penguatan, dan pengembangan dimana dalam implementasinya akan berfokus dalam membuka akses pembiayaan, penguatan ilmu pengetahuan, dan pemberdayaan masyarakat lokal,” p;ungkas Deputi Nani. (***)
Sumber : Infopublik.id
Discussion about this post